Staf Ahli Buka Kegiatan Pembinaan Pengelolaan Kearsipan Berbasis SIKD
LUBUKKINGGAU- Staf Ahli III Bidang Ekonomi Pembangunan, Agus Sugianto membuka kegiatan pembinaan pengelolaan kearsipan dengan tema pelatihan dan pendampingan aplikasi SIKD (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis) Tingkat Kota Lubuklinggau di ruangan Audio Visual Perpustakaan Kota Lubukkinggau, Senin (16/3).
Dalam arahannya, Agus Sugianto mengatakan kegiatan ini sangat penting dalam upaya menjadikan sistim informasi kearsipan yang dinamis ditengah derasnya arus teknologi informasi. Hal ini memunculkan tuntutan masyarakat agar pemerintah dapat memberikan pelayaan yang cepat dan akurat.
Untuk itu sambung Agus Sugianto transformasi dalam digitalisasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan dalam era komunikasi dan informasi berbasis aplikasi.
âSIKD adalah upaya kita dalam meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kearsiapan yang transparan. Arsip atau dokumen negara adalah sebagai memori kolektif, untuk menjaga kearsipan tersebut merupakan tugas kita bersama,â ujarnya.
Atas nama Pemkot Lubuklinggau, dirinya sangat mengapresiasi langkah lembaga kearsipan dimana Kota Lubuklinggau masuk peringkat 40 dari kota/kota se-Indonesia. Namun demikian, masih banyak hal yang harus diperbaiki.
Agus Sugianto kembali menekankan kepada ASN agar terus meningkatkan kinerja dalam pengelola kearsipan. âDan kepada peserta, saya berharap nantinya dapat menerapkan tata cara kearsipan yang profesional melalui aplikasi SIKD,â imbuhnya.
Kepala Dinas Perpustakan Kota Lubuklinggau diwakili Sekdin, Abdulah Rizal mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan pengelolaan arsip dengan sistem SIKD dilingkungan Pemkot Lubuklinggau. Mengingat pengelolaan arsip merupakan rekaman kegiatan akuntabilitas pemerintah. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kinerja aparatur kearsiapan mengenai teknologi informasi agar terwujudnya kearsipan yang transparan,â terangnya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari dengan menghadirkan narasumber dari Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Supriyono dan Harun Maulan.